Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Gereja Yang Katolik. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri Gereja Yang Katolik. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 September 2016

Keputusan Muktamar Gereja Katolik tolak pernikahan gay

- 0 komentar

Para Uskup Katolik Roma mencapai sebuah kompromi dalam muktamar gereja mengenai isu-isu yang yang bersifat memecah belah. 

Doktrin mengenai perceraian telah melunak tetapi sikap gereja terhadap homoseksualitas tidak berubah. 

baca juga: Gereja Anglikan Inggris diserukan terima padri LGBT

Setelah pertemuan berakhir Paus Fransiskus muncul untuk mengkritik para uskup konservatif.

Gereja, kata dia, harus menghadapi isu-isu yang sulit "tanpa rasa takut, tanpa menguburkan kepala kita di dalam pasir".

Dalam muktamar gereja, sebutan untuk pertemuan para pemimpin Katolik Roma, para uskup memberikan suara untuk 94 pasal yang berkaitan dengan bagaimana gereja memperlakukan keluarga.

Yang paling kontroversial, adalah masalah yang berkaitan dengan apakah orang yang bercerai dan menikah kembali dapat diijinkan untuk memainkan peran yang penuh dalam gereja, atau hanya selintas saja.

Naskah itu menyetujui untuk melakukan pendekatan kasus per kasus.

Hasil pertemuan juga menegaskan kembali ajaran gereja bahwa homoseksual tidak seharusnya didiskriminasi tetapi disebutkan "sama sekali tidak ada dasar" untuk pernikahan gay.

Dalam kesimpulannya mengenai pertemuan selama tiga pekan, Paus Fransiskus mengatakan dia ingin muktamar itu dapat "mendengarkan terhadap dan membuat suara dari para keluarga terdengar".

Tetapi dia mengatakan muktamar telah "secara nyata bersandar pada hati yang tertutup yang seringkali tersembunyi bahkan dibalik ajaran gereja atau niat baik", keterangan itu tampak sebagai sebuah serangan bagi konservatif.

Dia juga mengakui perbedaan dengan gereja, dan mengatakan "apa yang tampak normal bagi seorang uskup dalam sebuah kontinen dapat dianggap aneh dan hampir merupakan skandal bagi seorang uskup dari tempat lain".

Naskah yang disetujui dalam muktamar gereja hanya sebagai pedoman dan Paus Fransiskus harus memutuskan apakah akan melanjutkannya atau tidak.

Tahun lalu, muktamar gereja Katolik juga menolak untuk membahas proposal tentang penerimaan gay secara luas meski didukung oleh Paus Fransiskus, keputusan yang disambut kekecewaan dari kelompok HAM gay Katolik.

Dalam pembukaan muktamar gereja tahun ini dibayangi oleh keributan seorang pastor yang mengumumkan bahwa dia memiliki hubungan dengan sesama jenis. 

Dia kemudian dipecat dari tugasnya di Vatikan.

Vatikan membantah laporan sebuah media Italia selama pertemuan para uskup yang menyatakan bahwa Paus Fransiskus memiliki tumor otak. 

Vatikan menyebut berita itu "sungguh-sungguh tidak memiliki tanggung jawab". 

sumber : disini
[Continue reading...]

Kamis, 18 Februari 2016

Pintu Gereja Katolik Tertutup untuk Nikah Sejenis, "Hukum Manusia tak Bisa Lampaui Hukum Allah"

- 0 komentar

Meskipun Mahkamah Agung (Amerika Serikat) memutuskan untuk mendukung sah pernikahan sesama jenis; gay dan lesbian. 

Namun umat Katolik yang melakukan itu dipastikan tidak akan diizinkan untuk menikah di tempat-tempat milik gereja, termasuk gereja-gereja di Keuskupan Lafayette.

“Tidak ada seorang imam atau diakon dari Keuskupan ini dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan upacara sipil, perayaan perkawinan sesama jenis,” kata Uskup Michael Jarrell, di dalam Keuskupan Gereja Katolik Roma dari Lafayette mengenai informasi yang diberitakan tentang keputusan tersebut.

Selanjutnya, Uskup Jarrel mengatakan, “semua umat Katolik didesak untuk tidak menghadiri upacara perkawinan sesama jenis.”

“Tidak ada fasilitas Katolik atau kepemilikan yang bersifat pribadi, tak terkecuali namun tidak terbatas pada paroki-paroki, misi, kapel-kapel, ruang pertemuan, pendidikan Katolik, kesehatan atau lembaga amal kasih, atau fasilitas yang dimiliki dengan tujuan kebajikan yang mungkin dipergunakan untuk penyelenggaraan upacara perkawinan sesama jenis,” tegasnya.

Dalam pemberitaan, Uskup kelahiran 1940 ini mengatakan bahwa meskipun itu keputusan hakim, hukum manusia tidak bisa melampaui hukum Allah.

“Kami sangat sedih dengan keputusan ini. Izinkan saya menyatakan dengan sangat jelas bahwa tidak ada pengadilan manusia memiliki wewenang untuk mengubah apa yang telah dituliskan Allah ke dalam hukum penciptaan.


Putusan ini dapat direkonsiliasi dengan kodrat alami dan definisi dari perkawinan sebagaimana ditetapkan oleh Hukum Ilahi,” katanya.

“Perjanjian perkawinan ditetapkan oleh Allah dengan sifat alaminya yang layak dan hukum-hukumnya,” kata Jarrell terkait dalam pemberitaan.

Dalam pernyataannya, Uskup Jarrel mengakui bahwa keputusan itu “akan menciptakan masalah pertimbangan moral bagi banyak orang Katolik, terutama orang-orang Katolik yang berada dan bekerja di lingkungan publik. Dalam beberapa kasus pembangkangan sipil mungkin merupakan respon yang tepat.”

Jarrel mengatakan bahwa keputusan Mahkamah Agung AS ini akan dibawa dan dibahas pada Sinode Pernikahan dan Keluarga di bulan Oktober mendatang.

Untuk diketahui, sinode mendatang memang secara khusus didedikasikan untuk panggilan dan misi keluarga di dalam Gereja dan di dunia dewasa ini.

Melalui sinode, yakni suatu pertemuan penuh kewenangan dari para uskup yang mengurus administrasi gereja di bidang pendidikan (iman dan moralitas) atau pemerintahan (ajaran atau hukum gereja), masalah pernikahan sesama jenis akan dibahas.

Jarrel mengingatkan, sebagai umat Katolik kita memiliki rasa hormat yang mendalam terhadap martabat anak-anak Allah.

Namun demikian tidak ada dasar hukum apapun apalagi hukum buatan manusia untuk mengubah definisi tradisional pernikahan yang dibangun Allah sejak awal.

Sumber : disini
[Continue reading...]

Rabu, 11 Mei 2016

TAHUKAH ANDA? seorang Romo Katolik bernama " Odorico da Pordenone" dari Biara Fransiskan pernah datang ke Majapahit.

- 1 komentar
Ini adalah fakta yang sepertinya perlu anda ketahui, bahwa dalam catatan sejarah, seorang Pastor Katolik telah berkunjung ke Indonesia di era Majapahit, jauh sebelum penjajahan Jepang, Belanda, Portugis atau bangsa Eropa lainnya. Bahkan jauh sebelum Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada.

LATAR BELAKANG
Syahdan, setelah pemerintahan Raden Wijaya, tampuk pemerintahan jatuh kepada anaknya sebagai raja kedua, yakni Prabu Jayanagara. Menurut kitab Kakawin Nagarakretagama yang ditulis oleh Empu Prapanca, di usia yang sangat muda ( sekitar 15 tahun) raja bernama kecil “Kala Gemet” ini naik tahta dengan gelar Sri Maharaja Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara. Karena itu untuk menjalankan pemerintahan, Jayanagara diwakili oleh Lembu Sora sebagai Patih Daha.

Masa pemerintahan Jayanagara adalah masa paling kelam dimana pemberontakan terjadi secara terus menerus. Sejumlah teman seperjuangan ayahnya yang tergabung dalam Dharma Putra, terpaksa melakukan pemberontakan karena tidak puas dengan pemerintahan Jayanagara dengan berbagai alasan. Mulai dari alasan ketidak pantasan Jayanagara menjadi Raja Majapahit karena factor keturunan ( Jayanagara adalah anak Raden Wijaya dengan Dara Petak ( Istri lain dari Sumatera, di luar 4 istri anak prabu Kertanegara yang telah dikawini terlebih dahulu), alasan kebijakan Jayanagara yang tidak peduli dengan rakyat, alasan kepribadian Jayanagara yang gemar berpesta, mabuk-mabukkan, semena-mena mengambil anak gadis atau istri orang, serta berbagai alasan lain yang tidak mungkin diceritakan satu persatu di sini.

Pemberontakan ini adalah juga pemberontakan susulan atas kebijakan Majapahit sejak jaman Raden Wijaya. Para pemberontak itu diantaranya Ra Kuti, Ra Semi, Ra Tanca, Ra Wedeng, Ra Yuyu, Ra Banyak, dan Ra Pangsa. Khusus pemberontakan Ra Kuti, pemberontakan ini adalah pemberontakan yang paling berhasil karena mampu menguasai istana dan membuat Jayanagara mengungsi di sebuah dusun bernama Badender. Pengungsian Jayanagara tersebut berada dalam kawalan pasukan khusus Bhayangkara dibawah pimpinan Dipa ( kelak bernama Gajah Mada ).

Lewat inisiatifnya sendiri, Dipa dan pasukan kecilnya kemudian mengembalikan pemerintahan ke tangan Jayanagara dengan bantuan rakyat yang masih setia. Pemberontakan Ra Kuti akhirnya berhasil di padamkan dan Jayanagara kembali ke tahta.

MASA KEDATANGAN
Di tahun 1321, seorang Romo Katolik dari Biara Fransiskan datang ke Majapahit. Sejak tahun 1316, Romo yang dikenal dengan nama Odorico da Pordenone telah berlayar mulai dari Venesia, kemudian melalui Konstantinopel, Jazirah Turki dan Iran menuju Hormuz di Teluk Persia. Dari Hormuz perjalanan dilanjutkan dengan berlayar, dan berturut-turut menyinggahi berbagai pelabuhan di Mumbai, Malabar, Srilangka, Madras, Sumatera dan Jawa. 

Kedatangan ke Jawa sesungguhnya hanya persinggahan sementara karena tujuan utamanya adalah menjelajahi kawasan yang oleh kalangan Eropa disebut Timur Jauh. Meski hanya persinggahan, namun saat di Jawa, romo yang bernama asli Odorico Mattiuzzi ini telah banyak berkarya baik secara religi maupun secara kesusasteraan . Salah satunya menghasilkan narasi yang kemudian digunakan sebagai rujukan untuk menggambarkan keadaan Majapahit. Isi catatan tersebut salah satunya demikian :

".....raja memiliki bawahan tujuh raja bermahkota dan pulaunya berpenduduk banyak,merupakan pulau terbaik kedua yang pernah ada. Raja pulau ini memiliki istana yang luar biasa mengagumkan karena besar, tangga dan ruangannya berlapis emas dan perak,bahkan atapnya pun bersepuh emas. Kini Khan agung dari cina beberapa kali berperang melawan raja ini, akan tetapi selalu gagal,dan raja ini selalu berhasil mengalahkannya....."

Terkait catatan ini, setidaknya ada dua analisa tentang situasi Odorico kala itu.

Analisa pertama :
Odorico selain datang langsung ke area Istana dan menjelajah daerah kekuasaan Majapahit, dirinya juga telah melakukan penelusuran sejarah dari sejumlah sumber. Dari sumber itu pulalah Odorico kemudian mengetahui bahwa Majapahit sering kali diserang oleh pasukan Kubilai Khan sebagai bentuk balas dendam terkait kejadian beberapa tahun lalu. Pada tahun 1293, Pasukan Mongol memang pernah di peralat oleh Raden Wijaya untuk menghantam pasukan Jayakatwang, namun saat Jayakatwang kalah, mereka justru balik dihancurkan. Sisa yang berhasil melarikan diri melaporkan pada Kaisar Kubilai Khan.


Analisa Kedua :
Tak lama setelah Odorico tiba, terjadi penyerangan oleh pasukan Mongol sehingga dirinya terjebak dalam situasi perang. Saat itulah dirinya mengetahui hal ihwal penyebab pertempuran. Usai perang, Pastor asal Italia ini kemudian berkesempatan mengunjungi istana dan tempat-tempat lain di wilayah Majapahit.

Persinggahan Odorico di Majapahit kurang menekankan pada unsur pengabaran Injil, ini karena dirinya di perintah Kepausan memang bukan untuk itu, melainkan dalam rangka ilmu pengetahuan, yakni membuka cakrawala gereja Katolik terhadap peradaban bangsa lain. Namun demikian, sangat mungkin Odorico mengalami dialog religiusitas antara Katolik dengan Hindu - Budha, agama yang dianut hampir oleh seluruh penduduk pulau Jawa, mulai dari pesisir hingga pusat kota.

MENINGGALKAN MAJAPAHIT
Seusai menyinggahi Majapahit, Romo Odorico kemudian melanjutkan pelayarannya ke Burneo, Champa, dan akhirnya Guangzhou, China.
Tiga tahun berada di China, di bawah pemerintahan Dinasti Yuan, Odorico kemudian kembali pulang karena masa tugas perjalanannya telah habis. Sayangnya, di tahun 1331, saat hendak melaporkan catatan-catatan perjalanannya kepada Paus di Avignon, beliau jatuh sakit dan wafat di usia 66 tahun.

CATATAN LAIN
Yang menarik, selain catatan tentang pulau Jawa, adalah tulisan yang mendeskripsikan bagaimana praktek-praktek kanibalisme masih terjadi di sebuah pulau yang bisa diindikasikan sebagai pulau Kalimantan ( Borneo). Juga tentang makanan khas yang disebut sagu di Nusantara.

Bagi Gereja Katolik, misi perjalanan Odorico memang menghasilkan banyak catatan dan pengetahuan baru tentang peradaban Timur Jauh (kemudian disebut Asia). Itu tidak lepas dari ketaatannya untuk mengikuti perintah misi, yakni : terus membuat catatan perjalanan dan tidak boleh pulang sejak mulai diberangkatkan di tahun 1316 hingga tahun 1330.

Pengutusan Odorico sendiri sesungguhnya merupakan pembuktian langsung atas naskah berjudul Sir John Mandeville, sebuah naskah yang ditulis oleh seseorang yang mengaku bernama sama dengan judul. Namun berdasarkan catatan-catatan kesaksian langsung dari Ordorico, akhirnya terbukti, bahwa apa yang terdapat dalam Sir John Mandeville sangatlah kacau dan cenderung fiksi. Padahal buku itu sendiri pernah menjadi inspirasi Christopher Columbus maupun Marco Polo dalam melakukan perjalanan.

Pada periode selanjutnya, berbagai catatan perjalanan Ordorico telah disalin dalam berbagai terjemahan sebagai bahan kajian pengetahuan, referensi perjalanan maupun misi Katolik di kawasan Timur Jauh. 

Beberapa biarawan Katolik kemudian juga mengikuti jejaknya di Asia dalam misi religius, diantaranya yang cukup terkenal adalah Fransiscus Xaverius (menerima puluhan ribu penduduk Maluku, Malaka, Kalimantan dan Sulawesi menjadi Katolik, sehingga menjadi tonggak awal berdirinya gereja katolik di Nusantara) dan Dionysius a Natitivitate & Redemptus a Cruce ( Martir – disiksa dan dibunuh atas perintah Sultan Aceh Iskandar Thani karena hasutan berbau SARA dari penjajah Belanda ).

Oleh karena banyaknya mukjizat yang terjadi pada makam Odorico da Pordenone di Udine, lalu penelusuran religiusitas dan bukti-bukti ketaatan terhadap gereja Katolik, maka pada tahun 1755 Paus Benediktus XIV akhirnya memberikan penghormatan kekudusan lewat beatifikasi. Sebuah patung Odoric juga didirikan di Pordenone pada tahun 1881 untuk mengenang biarawan yang gemar berpuasa namun tetap giat bekerja ini.

sumber : disini  
               disini
[Continue reading...]

Sabtu, 27 Agustus 2016

Gereja Katolik Amerika berduka, Dua Biarawati Penolong Kaum Miskin Dibunuh

- 0 komentar
Amerika Serikat berduka. Dua biarawati yang mengabdikan diri membantu orang miskin di pedesaan Mississippi, terbunuh di rumah tempat mereka tinggal. 

Sejauh ini belum diketahui siapa pembunuhnya dan apa motif di balik pembunuhan. Pihak berwewenang mengatakan kemungkinan mereka adalah korban pencurian dan perampokan.

Pihak berwenang tidak bersedia mengatakan apakah sudah ada tersangka pada peristiwa ini dan kendaraan apa yang hilang dari rumah para biarawati itu. 

Otoritas juga  juga tidak merilis penyebab kematian, tetapi Pastor Greg Plata mengatakan polisi memberitahu dia bahwa para suster itu ditikam.


Jamie Sample, seorang umat paroki gereja Katolik di Lexington, Mississippi, menunjukkan foto kedua biarawati pada smartphone, yang diambil padaDesember 2015 lalu. Suster Paula Merrill, kiri, dan Margaret Held. (Foto: Rogelio V. Solis/AP)
 
Para biarawati itu diidentifikasi sebagai Suster Margaret Held  dan Suster Paula Merrill. Mayat mereka dibawa ke lab kriminal negara untuk otopsi.

Nbcnews.com melaporkan jenazah para biarawati yang bekerja sebagai perawat itu  ditemukan pada Kamis pagi (25/8) ketika mereka tidak melapor untuk bekerja di klinik terdekat. 

Di klinik itu mereka secara rutin bekerja memberikan suntikan flu, insulin dan perawatan medis lainnya untuk anak-anak dan orang dewasa yang tidak mampu.

"Mereka yang paling baik, wanita paling lembut yang dapat Anda bayangkan. 

Panggilan mereka adalah membantu orang miskin," kata Plata, yang mengelola sebuah gereja Katolik tempat para suster itu sering datang beribadah.

Maureen Smith, juru bicara Keuskupan Katolik Jackson, mengatakan ada tanda-tanda pencurian di rumah itu dan kendaraan biarawati hilang.

Pihak berwenang tidak merilis motif pembunuhan dan  tidak jelas apakah layanan keagamaan para biarawati ada hubungannya dengan pembunuhan.

"Saya memiliki perasaan yang tidak enak," kata Asisten Kepala Polisi Durant James Lee, yang Katolik.

Kepala Polisi John Haynes mengatakan petugas menyisir daerah itu dan mencoba untuk melihat video dari kamera pengintai untuk melihat apakah mereka melihat sesuatu yang tidak biasa.

baca juga : Bawah Reruntuhan Biara, Suster Marjana Kirim Pesan Perpisahan, tapi di urungkan...dan Mukjizat terjadi

Merrill, 68, telah bekerja di Mississippi selama lebih dari 30 tahun, menurut Kesusteran Sisters of Charity of Nazareth di Kentucky. 

Dia berasal dari Massachusetts dan bergabung dengan ordo itu pada tahun 1979.

Dua tahun kemudian, dia pindah dan menemukan panggilannya melayani masyarakat  Delta Mississippi, menurut sebuah artikel pada The Journey, 2010, sebuah publikasi oleh Sisters of Charity of Nazareth.

Dalam artikel itu, Merril dikutip berkata,"Kami hanya melakukan apa yang kami mampu di mana pun Allah menempatkan kami."

Sebuah video di situs ordo itu menggambarkan rincian pekerjaan mereka, antara lain berbicara dengan para pasien tentang  perawatan yang mereka terima.

"Yang benar-benar mengkhawatirkan saya adalah lebih dari 60 persen dari anak-anak ini hidup dalam kemiskinan," kata Merrill.

Sementara itu, Margareth Held dikenal sebagai seorang yang pintar memasak. Jemaat kecil di St. Thomas biasanya berkumpul pada Kamis malam untuk Penelaahan Alkitab dan makan. 

Held yang merupakan anggota The School Sisters of St Francis di Milwaukee, rajin memasak untuk persekutuan itu.

"Sebut saja (jenis makanan), dia bisa memasaknya. Dan itu akan terasa lezat," kata tetangganya, Patricia Wyatt-Weatherly.

The School Sisters of St Francis mengatakan mereka "sangat terkejut dan sedih" oleh pembunuhan itu.

Ordo Milwaukee mengatakan Held telah menjadi anggota dari sekolah itu selama 49 tahun "dan menjalani pelayanannya untuk merawat dan menyembuhkan orang miskin."

Dr Elias Abboud bekerja dengan kedua suster itu selama bertahun-tahun, juga merasakan kehilangan mendalam. 

Ia mengenang, dirinya setuju untuk membantu membangun klinik Lexington karena "Anda bisa merasakan gairah mereka tentang melayani orang-orang, membantu orang miskin. 

Mereka menyukainya."

Abboud memperkirakan  klinik mereka menyediakan sekitar 25 persen dari semua perawatan medis di daerah itu, yang memiliki populasi sekitar 18.000 orang, menurut perkiraan Biro Sensus AS pada Juli 2015.

Komunitas Katolik di Mississippi relatif kecil. Dari 3 juta penduduk, keuskupan mengatakan ada sekitar 108.000 umat Katolik.

Dua biarawati yang telah meninggal itu melayani hampir semua keperluan perawatan di klinik, dan banyak anggota masyarakat bertanya-tanya apa yang akan terjadi sekarang - dan orang-orang yang mereka layani.

"Saya pikir ketidakhadiran mereka akan dirasakan untuk waktu yang sangat lama. Holmes County adalah salah satu yang termiskin di negara bagian ini," kata Dew.

"Ada banyak orang di sini yang bergantung pada mereka dan pada pelayanan mereka, obat-obatan mereka. Ini akan menjadi masa yang sulit."

sumber : disini
[Continue reading...]

Senin, 22 Februari 2016

Umat Muslim Palestina Bantu Renovasi Gereja Tempat Kelahiran Yesus

- 0 komentar
Sebuah tim ahli Palestina dan Internasional memimpin pemulihan terbesar gereja bersejarah setelah terbengkalai selama 600 tahun. Pembersihan dari debu yang tertimbun selama 600 tahun akhirnya dapat memancarkan kembali mosaik bergambar para tentara salib. Perbaikan struktur bangunan dimulai dari atap yang rapuh dan jendela akhirnya memunculkan harta karun seni yang tidak ternilai.
"Untuk pertama kalinya Anda dapat melihat, ketika Anda pergi, mosaik benar-benar megah dan indah dan unik di seluruh dunia," kata Ziad al-Bandak, yang memimpin komite Palestina yang bertanggung jawab atas restorasi.
Gereja Nativity terletak di Tepi Barat dibangun oleh Santa Helena pada abad IV di atas gua yang dipercaya sebagai tempat Maria melahirkan Yesus Kristus. Gereja Nativity membutuhkan pemulihan untuk beberapa waktu sekarang, dan telah mengalami sejumlah insiden selama bertahun-tahun - termasuk Mei 2014, di mana kebakaran terjadi setelah lilin dinyalakan membakar tirai di gua gereja.
Gereja Nativity ini dihormati sebagai salah satu situs suci oleh umat Kristen dan beberapa sekte Muslim. Sekalipun Palestina mayoritas berpenduduk Muslim, namun mereka menganggap gereja itu sebagai harta yang berharga. Tempat itu bisa dijadikan sebagai destinasi wisata yang akan mengundang banyak turis.

Kepemilikan gereja dibagi oleh 3 denominasi Kristen yang berbeda yaitu Katolik Roma, Ortodoks Yunani dan Gereja Armenia. Ini sesuai perjanjian pada abad ke-19 bahwa ketiga gereja tersebut diberi tugas dan tanggung jawab untuk pemeliharaannya. Otoritas Palestina telah menyatakan akan membantu Katolik Roma, Ortodoks Yunani dan Gereja Armenia mendanai biaya restorasi.
Al-Bandak mengatakan gereja-gereja dari denominasi yang berbeda telah "sangat kooperatif" selama proses restorasi, yang diharapkan memerlukan tiga tahun untuk menyelesaikan, dan mencatat bahwa renovasi terjadi sudah dapat digambarkan sebagai "revolusioner."

Dia menambahkan bahwa ada tambahan $11.000.000 yang dibutuhkan dalam hal pendanaan, meskipun Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah berjanji untuk membantu dan berperan dalam penggalangan dana.

"Dia mengatakan kepada saya dari awal: Bahkan jika Anda tidak memiliki uang untuk maju, mulailah. Ini adalah tempat yang suci dan uang akan datang dengan sendirinya," Al-Bandak mengungkapkan.

Dia menambahkan: "Kami sangat bangga akan hal itu karena ketika kita melindungi warisan nasional kita, sejarah kita, kita melindungi masa depan kita."
Sumber : disini
              disini
[Continue reading...]

Rabu, 17 Februari 2016

Pemerintah Tiongkok Akan Hancurkan Gereja Demi Percantik Kota

- 0 komentar

Sekitar selusin gereja ilegal yang terletak di Wenling, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, akan segera dihancurkan sebelum 1 September mendatang guna “mempercantik” kota.


Seperti dilansir Global Times, total ada 15 gereja yang diminta segera dihancurkan atau dikosongkan. Pemerintah memberi mereka waktu 15 hari untuk melakukannya, seperti tertulis dalam surat pemberitahuan dari Biro Sumberdaya Lahan yang dimuat Wenling Daily, 15 Agustus lalu.



Pemerintah mengatakan, beberapa gereja itu akan dihancurkan secara total, termasuk gereja empat lantai di desa Baishanjie. Sementara itu, ada beberapa gereja yang hanya akan dihancurkan sebagian, seperti asramanya atau gudangnya saja.



Pemerintah menambahkan bahwa sebelumnya mereka telah memerintahkan agar gereja-gereja itu segera merobohkan bangunan ilegal mereka, tapi para pengelola ataupun pemiliknya menolak untuk melakukan hal tersebut.



Tujuan penghancuran gereja-gereja itu, menurut pemerintah, adalah untuk “mempercantik” kota. Banyak gereja yang sudah dirobohkan dan lebih dari 1.200 salib telah dicopot dari berbagai bangunan.
Sebelumnya pemerintah Tiongkok mengeluarkan peraturan larangan gereja memasang salib, larangan ini berlaku pula untuk gereja Protestan dan Katolik. Pemerintah menghimbau masyarakat agar tidak ada simbol agama yang tampil lebih menonjol di negara tersebut.



Sejak awal 2014, petugas Provinsi Zhejiang telah merubuhkan banyak salib di lebih dari 400 gereja. Tindakan pemerintah provinsi itu kadang menimbulkan bentrok dengan jemaat. Petugas kemudian mengatakan, salib melanggar peraturan pembangunan.



Pada Maret lalu, seorang pendeta yang menentang kebijakan pemerintah divonis penjara selama setahun atas tuduhan “mengumpulkan orang untuk mengganggu ketertiban sosial”. Para pendukungnya mengecam keputusan yang mereka klaim telah dimanipulasi itu.



Sejak tahun 1980-an, setelah Beijing melonggarkan kendali atas agama, Kristen berkembang pesat. Angka resmi menunjukkan umat Kristiani di Tiongkok mencapai 23 juta, namun penghitungan independen menyatakan jumlahnya mencapai 100 juta.

Agustus lalu, para pastor dan pendeta dipanggil ke Beijing, diwanti-wanti agar keyakinan Kristen harus "beradaptasi dengan Tiongkok" dan bebas dari pengaruh asing, cara halus Beijing untuk mengatakan bahwa agama harus tunduk pada Partai Komunis. 

 
Pengekangan tidak hanya dilakukan Tiongkok terhadap pemeluk Kristen. Umat Islam di Xinjiang contohnya, dilarang berpuasa di bulan Ramadhan dan memperlihatkan identitas keislaman seperti berjilbab dan memanjangkan jenggot.


Sumber: disini
[Continue reading...]

Sabtu, 25 Juni 2016

Penguasa Tiongkok, meminta ganti salib di gereja dengan bendera nasional

- 0 komentar

Partai Komunis Tiongkok telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kontrol lebih ketat terhadap komunitas Kristiani di negara itu menggantikan salib di gereja-gereja di Provinsi Zhejiang dengan bendera nasional dan menempatkan anggota partai di masing-masing tempat ibadah.

Bendera nasional itu telah dipasang di 69 tempat ibadah di Lanxi, termasuk gereja-gereja Kristen (Katolik dan Protestan)  di Zhejiang setelah kampanye penghapusan salib yang telah dilakukan sejak 2013.

Selama kampanye itu, sekitar 1.700 salib telah dibongkar dari gereja-gereja Protestan dan Katolik.

Tempat-tempat ibadah di Lanxi diperintahkan mengadakan upacara pengibaran bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan di setiap pesta penting dan libur untuk “meningkatkan pendidikan patriotisme”.

Selain Lanxi, di bawah yurisdiksi Keuskupan Hangzhou, dua keuskupan tetangga di Zhejiang, rumah bagi sekitar 2 juta orang Kristen, termasuk sepersepuluh  umat Katolik, juga menerima pemberitahuan serupa.

“Gereja kami di daerah Meitou juga telah diberitahu untuk didaftar, memasang bendera nasional, memasang papan nama dan  anggota partai harus ditempatkan di sana,” kata sumber Gereja Katolik ‘bawah tanah” di Wenzhou kepada ucanews.com.

baca juga : Polisi secara brutal menyerang dan menyeret umat Katolik yang sedang berdoa


“Cara ini untuk memperketat kontrol, mengubah agama kita menjadi agama partai,” kata sumber Wenzhou. “Ini memaksa Vatikan menunjukkan sikap dan jika perlu Vatikan mengecam otoritas Tiongkok,” tambahnya.

Bendera nasional telah dipasang di semua 69 tempat ibadah di kota Lanxi, Provinsi Zhejiang pada 13 Juni.

Vatikan dan pemerintah Tiongkok telah bertindak cepat dalam negosiasi mereka guna menyelesaikan masalah pelik tentang Gereja di Tiongkok saat delegasi dari kedua belah pihak bertemu dua kali tahun ini.

Kewajiban itu harus dilaksanakan di seluruh provinsi dalam menanggapi Konferensi Nasional Urusan Agama pada 22-23 April di mana Presiden Tiongkok Xi Jinping menekankan bahwa kebijakan partai tentang agama harus diikuti.

Ying Fuk-tsang, direktur sebuah universitas di Hong Kong, mengatakan kepada ucanews.com bahwa pengibaran bendera adalah lebih menerapkan patriotisme di tempat ibadah dan memperkuat kepemimpinan pejabat partai pada akar rumput terkait urusan agama.

Seorang peneliti yang meminta tidak disebutkan namanya mengatakan kepada ucanews.com bahwa gerakan “sinisisasi” ini diharapkan dari konferensi April lalu, dan temuan penyelidikan baru-baru ini merilis pengawas anti-korupsi partai pada 8 Juni, telah tersirat bahwa petinggi partai itu senang dengan pekerjaan Administrasi Negara Urusan Agama (SARA).

Tim inspeksi menemukan “masalah yang luar biasa” termasuk SARA di mana lemah peran kepemimpinan pusat, kebijakan agama partai tak berjalan, tidak memperhatikan  cukup pada kelompok-kelompok agama nasional serta kurangnya pengawasan atas mereka.

Lima agama – Buddha, Taoisme, Katolik, Islam, Protestan – diakui pemerintah memiliki 140.000 tempat ibadah di seluruh Tiongkok, menurut data SARA.

Selain Zhejiang, bendera nasional juga dikibarkan di 30 tempat ibadah di kota Huangshi, Provinsi Hubei pada Mei 2015.

Meskipun hanya simbolik, mengibarkan bendera nasional di situs ibadah adalah kontroversial karena beberapa umat berpendapat bahwa itu adalah pelanggaran pemisahan Gereja dan negara.

Sebuah sumber di Keuskupan Ningbo mengatakan kepada ucanews.com bahwa paroki mereka telah diminta mengibarkan bendera nasional, pasang papan nama di kompleks gereja.

“Sejumlah umat tidak puas. Para pemimpin paroki sedang bernegosiasi dengan pejabat pemerintah,” kata sumber itu.

sumber: disini
              disini
[Continue reading...]

Minggu, 04 September 2016

Gereja Anglikan Inggris diserukan terima padri LGBT

- 0 komentar

Empat belas padri Gereja Inggris yang menikah sesama jenis meminta para uskup untuk meningkatkan upaya membuka kehidupan gereja pada kaum LGBT.

Dalam sebuah surat yang dimuat Sunday Times, mereka mengatakan menginginkan diizinkannya pasangan gay menikah di Gereja.

Sejumlah padri yang menandatangani surat itu untuk pertama kalinya mengungkapkan kepada umum bahwa mereka gay dan sudah menikah.

Surat itu ditulis menyusul pengakuan Uskup Nicholas Chamberlain hari Jumat bahwa dia adalah seorang gay dan menjalin sebuah hubungan kendati hidup berselibat.

baca juga : Keputusan Muktamar Gereja Katolik tolak pernikahan gay

Kaum padri itu mengatakan, para uskup harus berani dan mendorong kaum gay untuk 'merayakan tanpa rasa takut dan dalam keterbukaan,' meskipun mereka mengatakan bahwa sekarang belum waktunya untuk mengubah pemahaman resmi gereja tentang pernikahan.

Surat itu berbunyi: "Tetapi banyak paroki kami telah mengambil langkah itu dan sekarang saatnya untuk menghormati keragaman teologi yang ada dalam Gereja sekarang ini dan bahwa ada lebih dari satu pemahaman tentang bagaimana seorang Kristen yang saleh mengimani isu-isu ini.

Uskup Chamberlain mengungkapkan bahwa dia adalah seorang gay dalam sebuah wawancara dengan The Guardian. Dalam wawancara itu dia mengatakan dia tetap mematuhi pedoman Gereja, yang mengharuskan pendeta untuk tetap selibat.

Menanggapi pengakuan itu, kelompok Anglikan yang konservatif, Gafcon mengatakan, penunjukkan seorang pria gay sebagai uskup Grantham merupakan 'sebuah kekeliruan besar.'

Uskup Chamberlain ditahbiskan tahun lalu oleh Uskup Agung Canterbury, Justin Welby - yang mengatakan bahwa ia sudah tahu tentang seksualitas Chamberlain.

Dalam ucapannya bulan Januari lalu, Uskup Agung Canterbury meminta maaf atas 'penderitaan dan rasa sakit' yang disebabkan oleh Gereja Anglikan terhadap komunitas LGBT.

Di lain pihak, 72 anggota sinoda umum yang tradisionalis justru menyurati para uskup untuk 'mematuhi ajaran Alkitab tentang seksualitas. 

sumber : disini

[Continue reading...]

Kamis, 15 September 2016

Paus: Pastor Hamel adalah Martir Menuju Gelar Santo

- 0 komentar



VATIKAN, Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, menyebut Pastor Jacques Hamel, yang tewas akibat serangan teroris berpisau di Perancis Juli lalu, adalah seorang martir.

Tak hanya itu, Paus pun menyebut Hamel telah membuka jalan untuk menjadi santo.

Pernyataan ini diungkapkan Paus dalam misa khusus bagi para peziarah dari daerah Rouen, Perancis.

Di wilayah itulah dua teroris menyerbu ke gereja di Saint-Étienne-du-Rouvray, dan lalu membunuh pastor berusia 85 tahun itu.
 
"Tuhan menerima kemartirannya di atas altar Kristus," kata Paus, di kapel tempat dia tinggal di Vatikan, Rabu (14/9/2016).

"Dia memberikan nyawanya untuk kita, dengan tidak menyangkal Yesus," kata Paus dalam bahasa Italia, seperti diberitakan Reuters.

"Dia adalah martir, dan martir masuk dalam beatifikasi," kata dia.

Martir adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani, yang artinya "saksi" atau "orang yang memberikan kesaksian".

Kata ini umumnya dipakai untuk orang-orang yang berkorban, sering kali sampai mati, demi kepercayaannya.

Sementara itu, beatifikasi dalam Gereja Katolik adalah deklarasi oleh Paus bahwa orang mati dalam keadaan bahagia, dan membuka langkah untuk kanonisasi.

Kanonisasi merupakan sebuah proses yang membuktian bahwa kandidat telah menjalani kehidupan dengan kebajikan heroik (heroic virtues) sehingga layak untuk dinyatakan sebagai santo.  

Biasanya, sebuah keajaiban diperlukan sebelum seorang ditetapkan sebagai santo.

Namun, persyaratan itu bisa dikesampingkan jika orang itu terbukti meninggal sebagai martir.

Gereja Katolik menganugerahkan gelar kesucian kepada orang-orang yang dianggap begitu suci selama hidup. 

Mereka diyakini telah bersama dengan Allah, dan bisa memohon kepada Allah untuk melakukan mukjizat.

Dalam khotbahnya kali ini, Paus pun meminta kepada semua agama untuk menyerukan bahwa pembunuhan yang mengatasnamakan agama adalah perbuatan setan. 

Diberitakan sebelumnya, Hamel dibunuh oleh dua warga Perancis, yang menjadi aksi pertama teroris menyerang gereja di wilayah Eropa barat.

Aksi teror ini terjadi 12 hari setelah aksi seorang warga Tunisia yang mengaku tergabung dalam kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Nice.

Dia menabrakkan truk yang dikemudikannya ke kerumunan massa dan menewaskan 84 orang. Warga yang menjadi korban sedang berkumpul dalam malam perayaan Bastille Day.

sumber: disini
[Continue reading...]

Kamis, 23 Juni 2016

Polisi secara brutal menyerang dan menyeret umat Katolik yang sedang berdoa

- 0 komentar

Polisi secara brutal menyerang dan membubarkan umat Katolik yang berkumpul untuk berdoa di Vietnam bagian utara pada 19 Juni.

Sebanyak 60 polisi dan para pejabat menyerang serta menyeret umat Katolik yang menghadiri sesi doa mingguan yang diadakan di rumah seorang awam.

Pemerintah Vietnam terus melakukan tindakan represif kepada orang Kristen di negara komunis itu. Gereja harus memberitahu pihak berwenang sebelum pelayanan doa atau Misa.

Sebuah sumber Gereja yang tidak ingin menyebut identitasnya mengatakan Tran Thi Tram, pemilik rumah, mengadakan pertemuan doa tersebut untuk memperingati ulang tahun kematian ibunya. Sejumlah umat hadir.
Polisi masuk ke rumah di distrik Muong Khuong, Provinsi Lao Cai. Mereka membubarkan peserta dan menyita ponsel ketika orang mencoba mengambil video.

Polisi memukul Tram, suami dan putrinya serta seorang wanita tetangga karena melawan mereka.
“Polisi secara brutal menyerang dan menyeret mereka keluar dari rumah seperti anjing,” kata sumber itu kepada ucanews.com.

Polisi juga menggunakan pengeras suara untuk memerintahkan umat membubarkan diri. “Mereka membuat gaduh,” kata sumber itu. “Dan mereka meminta umat Katolik untuk tidak mengganggu  ketertiban umum.”
Seorang aktivis Kristen mengatakan polisi telah “memasuki rumah secara ilegal,” dan “kebebasan beragama dilanggar dan tidak menghormati orang.”

Serangan seperti itu adalah ketiga dalam waktu satu bulan. Polisi dan pihak berwenang secara brutal membubarkan sebuah Misa hari Minggu yang diadakan oleh Pastor Joseph Nguyen Van Thanh pada 12 Juni.

Sebelumnya, pada 28 Mei, mereka mengancam dan menghambat seorang imam lokal untuk merayakan Misa bagi umat Katolik setempat.

Umat Katolik setempat telah mengajukan petisi kepada pemerintah untuk mengizinkan mereka membangun sebuah kapel, tetapi ditolak. Maka mereka berkumpul di rumah-rumah pribadi untuk mengadakan Misa dan doa.

sumber : disini
              disini
[Continue reading...]

Jumat, 29 Juli 2016

KRONOLOGIS MENJELANG KEMATIAN PST JACQUES HAMEL. "Sikap pemberani dari Pst. Jacques Hamel: Ia tidak berlutut"

- 0 komentar

Claudio Torre di dalam artikel berjudul "Sikap pemberani dari Pst. Jacques: Ia tidak berlutut" berbicara tentang beberapa keterangan lebih terperinci yang muncul seputar kematian dari Pastor berusia 86 tahun yang digorok lehernya oleh para Jihadis.

Demikian artikel selengkapnya yang dipublikasikan oleh surat kabar Il Giornale 27/07/2016:

Tampaknya sebelum pastor paroki itu digorok ia telah berupaya untuk membela Gerejanya. Ia tidak gentar terhadap "diktat" dari kedua Jihadis dan ia menolak untuk berlutut. 

baca juga : Pendeta Dibunuh, dengan cara menggorok leher pendeta tersebut. Dua Pelaku Penyanderaan Gereja Didor Polisi


Sebuah sikap yang menandai drama dari menit-menit itu. Kesadaran bahwa ia akan mati dan penolakannya untuk berserah kepada kedua pembunuh itu. 

Yang menceritakan ini semua adalah Sr. Danielle yang menjadi saksi mata atas peristiwa mengenaskan itu tanpa sepengetahuan dari kedua Jihadis. 

"Mereka berteriak-teriak 'Daesh' dan 'Allah Akbar'." "Mereka ingin Pst Jacques berlutut, mereka berjalan mengelilingi Altar dengan meneriakkan kata-kata Islam dalam bahasa Arab. 

Semua berteriak. "Berhentilah! Kalian tidak tahu apa yang kalian perbuat!" Demikian teriakkan Pst Jacques. "Itu tindakan tak waras". 

Namun keduanya memiliki pisau-pisau dan mengancam semua yang hadir." Kemudian mereka menyuruh Pst Jacques: "Berlututlah", kata mereka. 

"Pst Jacques tidak mau berlutut, ia menolak dan saya percaya semua menjadi tak beraturan saat itu." Maka, salah satu dari kedua Jihadis itu menggorok Pst Jacques. 

"Semua berteriak-teriak, umat merasa kengerian yang luar biasa dan juga dua orang itu menjadi kerasukan. "Hentikan, hentikan." "Saya berada dekat pintu keluar, tidak ada yang memperhatikan saya." Kata Sr Danielle: "Kemudian Pst Jacques terjatuh, karena yang memegang pisau berlutut untuk menahan dia.

 Yang satu lagi mulai menyadari sambil berdoa dalam bahasa Arab di hadapan Altar. Tindakan barbar. Dan saat itulah saya melarikan diri tanpa diketahui keduanya." (BastaBugie n.464 del 27 luglio 2016).

Catatan: Gereja kita adalah Gereja Martir kata Paus Fransiskus, dan Pst. Jacques Hamel menjadi Imam Martir Kristus yang kesekian kalinya dari Gereja Katolik di Eropa.

Seluruh Gereja Katolik di Eropa dan dunia berdoa memohon pertolongan Bunda Maria. Seluruh umat Kristen berdoa memohon Belas Kasih Tuhan Yesus.

sumber :  surat kabar Il Giornale 27/07/2016

[Continue reading...]

Rabu, 13 April 2016

Yogyakarta Menjadi Tuan Rumah Asian Youth Day 2017

- 0 komentar


Semarang - Yogyakarta dipastikan menjadi tuan rumah Asian Youth Day yang digelar pada 30 Juli-6 Agustus 2017. Kepastian pertemuan kaum muda Katolik se-Asia itu disampaikan Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia Romo Pius Riana Prapdi saat jumpa pers di Wisma Uskup Kompleks Katedral, Semarang, Selasa, 15 Maret 2016.

“Acara itu akan dihadiri 1.500 orang dari perwakilan 29 negara Asia,” kata Pius Riana Prapdi.


Selain mempertemukan kaum muda lintas negara di Asia, acara itu juga diikuti 1.000 kaum muda Katolik Indonesia dari berbagai pulau dan keuskupan. “Kami berjumpa suka cita memperdalam imam,” kata Pius Riana Prapdi.


Asian Youth Day 2017 di Yogyakarta membawa tema suka-cita dalam kebhinnekaan. Acara yang diikuti para kaum muda penggiat gereja Katolik itu akan memamerkan hidup dalam kebhinnekaan, agama, budaya, dan sosial.


Acara itu sebagai ajang perjumpaan kaum muda Katolik untuk meneguhkan dan mengimplementasikan kebhinnekaan tantangan hidup yang beragam. Menurut Pius, pertemuan itu secara khusus akan belajar memahami mempraktekkan hidup dalam kebhinnekaan, agama budaya, dan sosial di Indonesia.


Kaum muda Katolik lintas negara di Asia itu akan berefleksi dan menemukan nilai iman serta budaya. Kegiatan yang dilakukan juga menjalin dialog berkomunikasi dengan keanekaragaman. “Dengan pertukaran itu orang muda Katolik mampu memaknai hidup dan perubahan semakin cepat,” katanya.


Asian Youth Day 2017 yang digelar setiap tiga tahunnya ini merupakan yang ketujuh. Acara sebelumnya dilakukan di Korea Selatan pada 2014. Setelah diselenggarakan di Filipina, Hong Kong, India, Taiwan, dan Thailand.


Ketua panitia pengarah Asian Youth Day 2017, Romo Yohanes Dwi Harsanto, agenda pertemuan kaum muda Katolik tingkat Asia itu sengaja membedah moralitas hidup keberagamaan sebagai isu utama.


“Dalam hal ini peserta mempelajari Pancasila sebagai rule of live yang dipamerkan di forum itu,” kata Yohanes Dwi Harsanto.

Menurut dia, perbedaan keyakinan dalam satu keluarga di Indonesia akan menjadi studi kaum muda Katolik lintas negara Asia. Ia menjelaskan, perbedaan yang ada itu justru satu kekuatan untuk membangun bangsa. “Karena kaum muda menjadi penentu bagaimana negara, gereja, dan masyarakat maju,” katanya. 


sumber: disini
[Continue reading...]

Kamis, 18 Februari 2016

Kepergok Mencuri waktu Misa di Gereja, Wanita Muda Dipolisikan

- 0 komentar


Bogor - Seorang wanita muda berinisial HS terpaksa berurusan dengan aparat berwajib setelah aksinya mencuri dompet dalam tas umat saat Misa di Gereja Katedral Bogor, Minggu (14/2) kepergok. Petugas Gereja akhirnya membawa pelaku ke Mapolsek Bogor Tengah untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

baca juga : Terdakwa pelaku penggelapan dana di gereja di hukum 8 tahun penjara






Informasi yang dihimpun, peristiwa berawal saat Misa di Gereja berlangsung pukul 09.00 WIB. Umat yang tak menaruh curiga sedikit pun terhadap pelaku, tiba-tiba memergoki pelaku tengah membuka tas umat saat setiap umat antre ke depan untuk menyambut komuni, lantaran saat itu tak sedikit umat yang meninggalkan tasnya di bangku Gereja. Spontan peristiwa tersebut dilaporkan pada petugas Gereja.

baca juga : Para pemuka agama Katolik & Kristen menolak revisi UU KPK

“Kejadiannya pada misa pagi pukul 09.00 WIB,” kata Kris, salah satu pegawai Gereja pada SP.

baca juga : Pendeta tangkap pencuri helm di Gereja

Banyak umat mengaku lega dengan sikap Gereja yang bersikap tegas melaporkan hal ini. “Ya, itu memang harus ditindak tegas, supaya ada efek jera. Kadang ada orang yang memanfaatkan tempat ibadah untuk berbuat jahat, karena mereka tahu umat tak pernah mencurigai siapa pun. Tapi hukum harus ditegakkan,” ujar Sumaryani, umat Katedral Bogor.

sumber : disini
[Continue reading...]

Jumat, 21 Oktober 2016

Raja Muslim dari Bahrain, menyumbangkan lahan untuk bangun Gereja

- 0 komentar

Hamad bin Isa al Khalifa, yang merupakan raja negara Bahrain menyumbangkan sebidang tanah untuk pembangunan gereja Koptik ke-2 di ibukota Manama, Bahrain. 

Hal ini disampaikan oleh imam Koptik Ortodoks, Pastor Royce George, yang menghadiri pelayanan pastoral di Bahrain.

Gedung gereja Koptik ini akan menjadi tempat ibadah bagi sekitar 1.500 keluarga Koptik yang tinggal di Bahrain dan Arab Saudi.

Sumbangan itu, katanya, merupakan realisasi dari ucapan Raja Hamad saat bertemu dengan Imam Royce di Mesir pada April 2016 silam. Sumbangan itu juga diakui sebagai dukungan untuk menciptakan ‘toleransi beragama’ yang semakin baik di Bahrain.

Tindakan menyumbangkan tanah ini bukan kali pertamanya dilakukan Raja Bahrain berkeyakinan Islam Sunni ini. 

Tahun 2013 lalu, dia juga telah menyumbangkan tanah seluas 9000 meter persegi untuk pembangunan Gereja Katolik di Kotamadya Awali.

Gereja Katolik yang dibangun tahun 2014 ini kemudian menjadi Katedral Katolik untuk kerajaan yang didedikasikan kepada istri raja Arabia.

Kendati begitu, tindakan kemurahan yang dilakukan Raja Hamad ini tetap dikritisi berbagai organisasi internasional. 

Mereka menuduh raja telah bertindak diskriminatif terhadap kaum mayoritas Syiah Bahrain.

Namun hingga berita ini diturunkan, tuduhan tersebut belum diketahui kebenarannya. Raja bahkan tidak memberikan klarifikasi terkait hal itu.

sumber: disini
[Continue reading...]

Rabu, 20 April 2016

Romo Rantinus: Imam yang akan Dijagokan masyrakat, utk dijadikan Calon Bupati

- 0 komentar

Ia dikenal sebagai imam yang berani, menjadi suara bagi mereka yang tertindas karena tidak berdaya berhadapan dengan praktek ketidakadilan.

Namanya Romo Rantinus Manalu Pr, imam di Keuskupan Sibolga, Sumatera Utara.

Akhir-akhir ini, nama Romo Rantinus ramai dibicarakan. Ia sedang digadang-gadang untuk maju dalam pemilihan bupati di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun depan.

Berbicara kepada Katoliknews.com, ia mengatakan, ada kehendak kuat dari warga agar ia bisa maju, bersama teman seperjuangannya Ustad Solidikin Lubis.

Ia menjelaskan, kini masyarakat tengah sibuk mengumpulkan banyak KTP untuk mengusung mereka.

Namun, kata dia, dirinya belum bisa memastikan apakah akan maju atau tidak.  “Untuk menjawab iya atau tidak, itu bukan tergantung saya. Tapi jawaban pasti datangnya dari pihak yang berwewenang yakni gereja. Hal itu karena saya seorang pastor,” ungkapnya melalui sambungan telepon.

Ia memang menyatakan, secara pribadi akan siap menerima tawaran itu. “Sebagai manusia jika saya ditawari jabatan seperti itu, pasti mau,” ujarnya.

Namun, lagi-lagi, kata dia, tergantung pada keputusan pimpinannya.
Keterlibatan petugas Gereja seperti Romo Rantinus dalam politik praktis memang diatur dalam Kitab Hukum Kanonik 287 pasal 2.

Di situ dijelaskan bahwa “Janganlah mereka (klerus) turut ambil bagian aktif dalam partai-partai politik dan dalam kepemimpinan serikat-serikat buruh, kecuali jika menurut penilaian otoritas gerejawi yang berwenang hal itu perlu untuk melindungi hak-hak Gereja dan memajukan kesejahteraan umum”.

Jalan untuk Romo Rantinus memang tidak mudah. Karena itu, ia mengatakan, keputusan tidak hanya ada di tangannya.

Pembela Masyarakat Kecil
Dorongan kuat warga agar Romo Rantinus terjun dalam politik praktis dipicu oleh pengakuan akan komitmen imam itu pada upaya menghadirkan perubahan di tengah masyarakat.

Warga Tapanuli Tengah, punya pengalaman buruk dengan bupati sebelumnya, Bonaran Situmeang yang dijebloskan ke dalam penjara tahun lalu, karena kasus suap.

Romo Rantinus menjadi bagian dari masyarakat yang getol menyuarakan protes pada kebijakan Bupati Bonaran.

Bahkan, pada 2013, ia sampai ditetapkan sebagai tersangka dengan tudingan pencemaran nama baik, setelah menyampaikan sebuah pengumuman di koran, mengajak masyarakat berdemo dan mengecam Bupati Bonaran.

Ia bersama Ustad Sodikin Lubis dan beberapa rekannya, menuding bupati itu abai terhadap janji-janjinya saat kampanye.

Pada tahun 2009, Romo Rantinus juga aktif menggelar aksi dan berdiri bersama masyarakat yang lahannya diambil untuk menjadi lokasi perkebunan sawit.

Kala itu, Romo Rantinus juga ditetapkan sebagai tersangka.
Namun, upayanya tidak kendur, karena nyalinya tidak ciut, meski berhadapan dengan berbagai kekuatan pebisnis yang berkongkalikong dengan aparat.

Romo Rantinus sendiri menyadari dukungan yang ia peroleh sekarang merupakan buah dari komitmennya itu.

“Ini dampak dari perjuangan hak-hak asasi manusia yang saya tunjukkan,” katanya.

“Ketika kita berjuang untuk masyarakat kecil, mereka mungkin melihat bahwa  orang ini yang bisa memperjuangkan kita,” lanjutnya.

Ia menambahkan, masyarakat muak dengan para pemimpin di Tapanuli Tengah.

Menurut mereka, pemimpin-pemimpin selama ini moralitasnya sangat rendah dan lebih mementingkan uang.

“Karena moralnya rendah akhirnya banyak yang masuk bui” imbuhnya.

Ia juga mengatakan, masyarakat yang mengusungnya saat ini bukan hanya dari Katolik, tetapi juga dari agama lain.


“Dari umat katolik sendiri, justeru banyak yang melarang. Yang mengusung kami dari berbagai latar belakang,” katanya. 

Sumber : disini
[Continue reading...]

Sabtu, 30 April 2016

Andhra Pradesh: uskup Katolik diculik dan dipukuli selama berjam-jam 29/4/2016

- 0 komentar
                                          Mgr. Gallela Prasad

INDIA, Mgr. Gallela Prasad adalah uskup Cuddapah dan kembali dari distrik Kadapa, di mana ia merayakan Misa. Mobil IN yang sedang berjalan dihentikan oleh orang tak dikenal, yang menutup matanya dan memukuli sopir dan petinggi agama sepanjang malam. Telugu Federasi Gereja mengajukan keluhan dan meminta pihak berwenang untuk mendaftarkan kasus ini untuk "menjamin keamanan orang-orang Kristen."

Secunderabad (AsiaNews) - Komunitas Kristen dari Andhra Pradesh lagi diserang. Kali ini, salah satu pemimpin Gereja setempat telah ditargetkan: Mgr. Gallela Prasad, uskup dari keuskupan Cuddapah. Uskup itu diserang oleh para penyerang tak dikenal saat ia kembali dari Karunagari (di distrik Kadapa), di mana ia merayakan Misa. Federasi Gereja Telugu (FTC), badan tinggi berbagai denominasi Kristen di Amerika Andhra Pradesh dan Telangana, sangat mengutuk " kejam agresi "terhadap uskup Katolik.


Insiden ini terjadi pada tanggal 25 April, tapi itu dibuat publik kemarin. Hal ini dilaporkan oleh situs berita Matters India, mengutip pernyataan dari Uskup Agung Thumma Bala dari Hyderabad, ketua Federasi Kristen.


Uskup Agung mengatakan bahwa Mgr. Prasad diserang saat ia berada di dalam mobil, kembali dari Kadapa, sekitar 425 km sebelah selatan dari Hyderabad (ibukota Telangana). Mobil yang membawa uskup dihentikan oleh orang tak dikenal, yang ditutup matanya dengan agama dan sopir dan kemudian mengunci mereka di tempat yang asing. Di sini mereka dipukuli selama berjam-jam sepanjang malam.


Mgr. Bala mengatakan: "Sangat menakjubkan bahwa kekejaman kekerasan tersebut telah dilakukan terhadap seorang anggota senior komunitas minoritas." Presiden FTC telah mengutuk "serangan tanpa ampun terhadap seseorang yang telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk Tuhan dan untuk melayani orang miskin dan terpinggirkan." Uskup Agung kemudian meminta polisi dan pihak berwenang untuk mendaftarkan kasus ini dan menangkap mereka yang bertanggung jawab untuk "kejahatan keji ini, untuk menjamin keadilan dan keamanan bagi kaum minoritas dan melindungi kehidupan para pemimpin komunitas agama."


Agresi terhadap uskup Katolik bukanlah insiden pertama kekerasan terhadap umat Kristen di Andhra Pradesh, meskipun itu adalah pertama dilakukan terhadap tokoh agama. Untuk beberapa waktu minoritas Kristen telah menjadi target ekstrimis Hindu, yang pada 2014 juga menewaskan seorang pendeta Protestan.


Sumber : disini
[Continue reading...]

Selasa, 14 Juni 2016

Kisah sejuk umat muslim bantu gereja PART 3 : Saat Ramadan, Takmir masjid Kanada bantu rehab gereja

- 0 komentar
Gereja Katolik St. Chaterine di Kota Mississauga, Kanada, tahun lalu memperoleh bantuan dana senilai USD 5 ribu (setara Rp 66,8 juta) dari Takmir Masjid yang menjadi tetangga komplek. Gereja itu sebelumnya rusak akibat aksi vandalisme pemuda yang tidak jelas tujuannya. 

Imam masjid Khadija Centre Hamid Slimi mengaku terkejut setelah mendengar kabar ada perusakan terhadap gereja tetangga mereka. "Tindakan pelaku vandalisme itu sangat tidak bisa dibenarkan," ujarnya.

Toronto Star melaporkan, Senin (29/8), rekaman kamera pengintai menunjukkan pemuda itu masuk ke dalam gereja, lantas merobek beberapa Injil, mencuri barang-barang di altar, serta menjatuhkan salib besar dekat mimbar khotbah.

Selang beberapa hari, sekelompok anak muda kembali menyerang gereja tersebut. Mereka mencorat-coret dinding gereja. Patung Yesus di dalam tempat ibadah itu turut diambrukkan.

baca juga : Kisah sejuk muslim bantu gereja PART 4 : Warga muslim di Kalabahi biasa danai pembangunan gereja


Slimi mengaku bersimpati pada pengurus Gereja. Dia lalu menyambangi jamaah masjid, untuk segera memberi sumbangan agar umat Katolik Mississauga tidak terlalu bersedih.

"Kita tidak bisa membantu banyak. Tapi kami tahu gereja butuh dana untuk memperbaiki barang-barang yang dirusak," kata Slimi. 

sumber: disini
[Continue reading...]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © . TAKUdaGEMA - Tak Kulihat dari Gereja Mana - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger